Kenyamanan mematikan

 aku tidak pernah merasakan apapun selain kebahagiaan tanpa ketenangan, takdir yang menurutku sesuatu untuk kita pasrah. Namun semuanya berbeda saat melihat dari gelas kaca retak lalu aku meluber sedikit demi sedikit menikmati meja diluar gelas retak. Semakin aku mengalir merasakan kenyamanan dan membasahi setiap keindahannya. Ya, aku menemukan tangan yang mengusapku dengan lembut. Awalnya aku takut tangan itu membuatku jatuh ke tempat sampah atau ke tempat dimana aku tidak bisa menikmati diriku, tapi aku salah. Dia meyentuhku hanya dengan tangan lembutnya membawaku ke dunianya hingga aku tahu apa yang didalam matanya saat dia menatapku dengan perlahan. Aku hanya tumpahan saja yang akan dengan perlahan membuat semua menatapku. Dia menatapku dengan matanya yang lembut, aku bahkan bisa merasakan tarian lembut dari jemarinya. Bermain bersama duniaku yg terkekang didalam gelas kaca. Aku hanya ingin mengering di tanganmu, kesedihan yang indah adalah saat aku berada paling dekat denganmu. Hari ini aku tidak bersuara apapun, tanpa kata namun semua sangat indah. Kamu mengenalkanku dengan meja yang membuatku berjalan perlahan. Mengenalkanku dengan tanganmu yang lembut. Mengenalkan seluruh kebahagiaan.

Postingan populer dari blog ini

My Life As A Zucchini

Secangkir Kopi Cherry

Kimi No Na Wa