DIBALIK KESUKSESAN TERSIMPAN PERJUANGAN
EKA TJIPTA WIJAYA.
sobat muda tau tidak siapa itu Eka Tjipta Wijaya?, mungkin tidak ada yang tau ya.
bagaimana kalau pemilik pabrik kertas terbesar di Asia Tenggara yang bernama PT Tjiwi Kimia, tau nggak siapa?.
ya, benar. pemiliknya adalah Eka Tjipta Wijaya, dia adalah orang sukses di negeri ini. jika di Jepang ada cerita kesuksesan Shoiciro pemilik Honda, maka di negeri kita tercinta Indonesia ini ada nama Eka Tjipta Wijaya. seperti Shoiciro yang mempunyai kisah hidup tidak mudah. Eka Tjipta Wijaya pun tidak semudah membalikkan telapak tangan untuk meraih kesuksesan. Eka Tjipta Wijaya berlayar ke Makasar tahun 1932 bersama ibunya, ia tidur di tempat paling buruk di kapal karena tak punya uang cukup. dari kecil Eka sudah membantu Ayahnya di toko, dan setamat SD dia tidak bisa melanjutkan sekolahnya karena tidak mempunyai uang. ia mencoba berjualan biskuit dan gula . dua bulan laba yang diperolehnya hanya Rp 20, jumlah itu besar saat itu. lalu Eka membeli becak untuk mengangkut barangnya.
namun Jepang menjajah indonesia dan usahanya hancur. modalnya digunakan untuk membeli kebutuhan sehari-hari. lalu Eka sempat putus asa namun ia melihat peluang bisnis di Paotere (pinggiran makasar) disana ada tumpukan gula, semen, terigu, yang dibuang namun keadaannya masih baik. lalu ia menjual makanan dan minuman pada tentara jepang yang ada dilapangan kerja itu. ia meminta izin pada jepang untuk mengangkut barang yang sudah dibuang dan jepang mengijinkannya. ia bekerja keras untuk memilih mana yang masih layak dan yang sudah tidak layak untuk dijual kembali. jika ada terigu yang bercampur dengan yang buruk maka Eka memisahkannya dengan yang baik. terigu yang sudah keras ditumbuk kembali. dan ia belajar menjahit karung. ia mulai menjual terigu dan semen dari paotere.
lalu ada kontraktor yang ingin membeli semennya untuk membangun kuburan orang-orang kaya, namun eka menolak dan ia akan menjadi kontraktor pembuat kuburan orang-orang kaya sendiri. ia membayar tukang untuk membangun enam kuburan mewah. lalu semen dan beton habis maka ia berhenti menjadi kontraktor kuburan.
ia beralih berdagang kopra. ia berlayar ke sulsel untuk memperoleh kopra murah. namun usahanya nyaris bangkrut karena jepang mengeluarkan ijin bahwa jual beli minyak kelapa dikuasai mitsubhisi. tak sampai disitu Eka memutar otak untuk berdagang yang lain, kali ini ia berdagang wijen, dan kembang gula, namun cobaan datang lagi. harga gula jatuh dan ia rugi besar. modalnya habis sampai ia harus berhutang. Eka menjual mobil Jib nya, dua sedan dan perhiasan. untuk menutup hutang dagang.
namun ia bangkit lagi, dan berdagang lagi. usahannya baru melesat dan tak jatuh setelah orde baru. nahhhh... Tjiwi kimia yang dibangun 1976 berkembang pesat sampai sekarang.
lalu tahun 1980-1981 membeli perkebunan kelapa sawit seluas 10 ribu hektar di Riau, beserta mesin dan pabriknya. lalu membeli perkebunan pabrik teh seluas 1000 hektar, tahun 1992 ia membeli BII. lalu PT. Indah Kiat juga dibeli. lalu ia berbisnis real estate. dan membangun ITC Mangga Dua Ruko, apartemen lengkap dengan pusat perdagangan. Di Roxy ia membangun apartemen Green View dan Ambassador di Kuningan.
jika ingin menjadi pengusaha besar ia menyarankan untuk mengendalikan uang. jika laba hanya Rp 100, belanjanya Rp. 90. dan kalau untung Rp 200, jangan coba-coba belanja Rp 210.
by. VS Primadani
aku punya pesan juga biar semangat teman-teman.
"kalau tidak mau sulit sekarang, jangan harap kesulitan tidak menghampirimu terus menerus".
oke deh,,,, boleh jatuh hanya sebentar saja setelah itu bangunlah lagi. ^_^.
sobat muda tau tidak siapa itu Eka Tjipta Wijaya?, mungkin tidak ada yang tau ya.
bagaimana kalau pemilik pabrik kertas terbesar di Asia Tenggara yang bernama PT Tjiwi Kimia, tau nggak siapa?.
ya, benar. pemiliknya adalah Eka Tjipta Wijaya, dia adalah orang sukses di negeri ini. jika di Jepang ada cerita kesuksesan Shoiciro pemilik Honda, maka di negeri kita tercinta Indonesia ini ada nama Eka Tjipta Wijaya. seperti Shoiciro yang mempunyai kisah hidup tidak mudah. Eka Tjipta Wijaya pun tidak semudah membalikkan telapak tangan untuk meraih kesuksesan. Eka Tjipta Wijaya berlayar ke Makasar tahun 1932 bersama ibunya, ia tidur di tempat paling buruk di kapal karena tak punya uang cukup. dari kecil Eka sudah membantu Ayahnya di toko, dan setamat SD dia tidak bisa melanjutkan sekolahnya karena tidak mempunyai uang. ia mencoba berjualan biskuit dan gula . dua bulan laba yang diperolehnya hanya Rp 20, jumlah itu besar saat itu. lalu Eka membeli becak untuk mengangkut barangnya.
namun Jepang menjajah indonesia dan usahanya hancur. modalnya digunakan untuk membeli kebutuhan sehari-hari. lalu Eka sempat putus asa namun ia melihat peluang bisnis di Paotere (pinggiran makasar) disana ada tumpukan gula, semen, terigu, yang dibuang namun keadaannya masih baik. lalu ia menjual makanan dan minuman pada tentara jepang yang ada dilapangan kerja itu. ia meminta izin pada jepang untuk mengangkut barang yang sudah dibuang dan jepang mengijinkannya. ia bekerja keras untuk memilih mana yang masih layak dan yang sudah tidak layak untuk dijual kembali. jika ada terigu yang bercampur dengan yang buruk maka Eka memisahkannya dengan yang baik. terigu yang sudah keras ditumbuk kembali. dan ia belajar menjahit karung. ia mulai menjual terigu dan semen dari paotere.
lalu ada kontraktor yang ingin membeli semennya untuk membangun kuburan orang-orang kaya, namun eka menolak dan ia akan menjadi kontraktor pembuat kuburan orang-orang kaya sendiri. ia membayar tukang untuk membangun enam kuburan mewah. lalu semen dan beton habis maka ia berhenti menjadi kontraktor kuburan.
ia beralih berdagang kopra. ia berlayar ke sulsel untuk memperoleh kopra murah. namun usahanya nyaris bangkrut karena jepang mengeluarkan ijin bahwa jual beli minyak kelapa dikuasai mitsubhisi. tak sampai disitu Eka memutar otak untuk berdagang yang lain, kali ini ia berdagang wijen, dan kembang gula, namun cobaan datang lagi. harga gula jatuh dan ia rugi besar. modalnya habis sampai ia harus berhutang. Eka menjual mobil Jib nya, dua sedan dan perhiasan. untuk menutup hutang dagang.
namun ia bangkit lagi, dan berdagang lagi. usahannya baru melesat dan tak jatuh setelah orde baru. nahhhh... Tjiwi kimia yang dibangun 1976 berkembang pesat sampai sekarang.
lalu tahun 1980-1981 membeli perkebunan kelapa sawit seluas 10 ribu hektar di Riau, beserta mesin dan pabriknya. lalu membeli perkebunan pabrik teh seluas 1000 hektar, tahun 1992 ia membeli BII. lalu PT. Indah Kiat juga dibeli. lalu ia berbisnis real estate. dan membangun ITC Mangga Dua Ruko, apartemen lengkap dengan pusat perdagangan. Di Roxy ia membangun apartemen Green View dan Ambassador di Kuningan.
jika ingin menjadi pengusaha besar ia menyarankan untuk mengendalikan uang. jika laba hanya Rp 100, belanjanya Rp. 90. dan kalau untung Rp 200, jangan coba-coba belanja Rp 210.
by. VS Primadani
aku punya pesan juga biar semangat teman-teman.
"kalau tidak mau sulit sekarang, jangan harap kesulitan tidak menghampirimu terus menerus".
oke deh,,,, boleh jatuh hanya sebentar saja setelah itu bangunlah lagi. ^_^.